Halaman

Islamic Widget

Rabu, 04 Mei 2011

ILMU ANTARTIKA

Asteroid Besar Melintas Dekat Bumi 

(8 November 2011)


Asteroid YU55

Tandai kalender pada bulan November tanggal 8 nanti, asteroid YU55 yang berdiameter hampir 400 meter akan melintas sangat dekat dengan bumi. Jaraknya 0,85 kali jarak Bulan ke Bumi.

Asteroid yang ditemukan 6 tahun yang lalu itu tidak berisiko menabrak bumi meskipun  Minor Planet Center di Cambridge, Massachuset, Amerika Serikat memasukkan jalur asteroid itu dalam kategori "asteroid berpotensi bahaya." Asteroid itu tidak dapat dianggap remeh sehingga penelitian perlu dilakukan.



Reaksi Nuklir Alami Juga ada Di Mars



Reaksi Nuklir di Mars
Dr John Brandenburg, ilmuwan senior di Orbital Technologies Corporation mengutarakan pendapat bahwa reaksi nuklir secara alami juga terdapat di Mars. Reaksi nuklir itulah yang menyebabkan planet Mars berwarna merah.

Seperti dikutip Foxnews (1/4), Brandenburg mengatakan, "Permukaan Mars punya lapisan tipis senyawa radioaktif, meliputi uranium, torium, dan potasium radioaktif." Menurutnya, radiasi muncul dari zona tertentu di Mars dan ledakan nuklir menyebarkan debu ke seluruh planet. Citra sinar gamma menunjukkan adanya bintik merah besar seperti debu radioaktif. "Di bagian Mars lain juga terdapat bintik merah," lanjut Brandenburg.

Pesawat NASA Rekam Gerhana Matahari Akibat Bumi


Gerhana Matahari Akibat Bumi
 
Foto di atas adalah foto gerhana Matahari yang direkam oleh Solar Dynamic Observatory. Biasa saja? Tidak, karena gerhana Matahari ini diakibatkan oleh Bumi.


Bintang Terdingin Suhunya Seperti Segelas Kopi





Bintang Terdingin
Sebuah bintang berjarak 75 tahun cahaya dari Bumi mungkin bintang terdingin yang pernah ditemukan. Suhunya tidak lebih panas daripada secangkir kopi yang baru selesai diseduh.

Bintang dengan kode CFBDSIR 1458 10b memiliki temperatur berkisar 97 derajat Celcius pada permukaan. Sebelumnya, bintang terdingin yang pernah ditemui memiliki temperatur 150 derajat Celcius.


Gelombang Gempa Jepang Pengaruhi Antartika







                                                                       
Gempa berkekuatan 9 Skala Richter yang mengguncang Jepang (11/3) menghasilkan gelombang seismik yang sangat kuat. Aliran es di wilayah kutub selatan (Antartika) pun mengalami perubahan.

Adalah Jake Walter dari University of California, Santa Cruz, bersama koleganya yang mendapati fenomena tersebut. Mereka berdua sejak tahun 2007 memonitor pergerakan gletser es secara jarak jauh dari California dengan menggunakan GPS yang berada di stasiun lapangan di atas tebing es. 

Ketika sedang melakukan pengamatan pada Minggu (14/3), mereka melihat aliran es Whillans di Antartika Barat berubah menjadi lebih cepat sebanyak dua kali dalam satu hari pada peristiwa pergeseran yang berlangsung selama 30 menit. Mereka pun segera menyadari peristiwa pergeseran sebelumnya terjadi lebih cepat dari biasanya.

Analisis lebih lanjut terhadap peristiwa itu menunjukkan, peristiwa pergeseran pertama yang lebih cepat dari biasanya itu terjadi tepat ketika gelombang seismik permukaan yang berasal dari gempa bumi yang terjadi di Jepang menghantam Antartika. Kejadian itu juga menyebabkan aliran es Whillans bergeser sekitar satu meter.

Gempa bumi besar memang kerap menghasilkan gelombang seismik yang terus berjalan mengelilingi bumi sebelum akhirnya melemah. "Gempa bumi Chili yang terjadi tahun lalu pun berdampak serupa pada aliran es Whillans," kata Walter kepada New Scientist.

Aliran es Whillans merupakan saluran es dari Beting Es Antartika Barat (West Antarctic Ice Sheet) ke Padang Es Ross (Ross Ice Shelf). Pada saat normal gletser itu bergerak dengan kecepatan sekitar satu meter per hari. Namun saat peristiwa pergeseran terjadi, gletser tersebut bisa bergerak hampir setengah meter sekaligus. Pergeseran mendadak berkaitan erat dengan arus dan cukup kuat untuk menghasilkan gelombang seismik yang dapat terekam oleh stasiun pengamatan di Kutub Selatan dan Lembah Kering Antartika.

Suasana Bumi Kita di Malam Hari Difoto Via Satelit

Foto-foto ini merupakan hasil pencitraan satelit terhadap bumi kita di malam hari. Coba anda perhatikan negara-negara maju di dunia, seperti amerika, negara-negara eropa dan beberapa negara maju lainnya. Bertaburan berbagai macam lampu hampir di seluruh penjuru negaranya.

Benua Amerika di Malam Hari












Benua Antartika di Malam Hari















Benua Eropa di Malam Hari










  


Benua Afrika di Malam Hari








  



Benua Asia di Malam Hari










Benua Australia di MaLam Hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar